Kamis, 14 April 2016

PELAKSANAAN UPACARAN HARI SARASWATI











 


1.Pendahuluan
Berbagai usaha dilakukan oleh Umat Hindu untuk mendekatkan diri kepada Hyang Widhi. Untuk kepentingan bhakti Tuhan diwujudkan dalam alam pikiran dan materi sebagai Tuhan yang berpribadi. Seperti halnya di india, pemujaan kepada Dewi Saraswati dilakukan setahun sekali, sedangkan umat Hindu di Indonesia juga memuja Dewi Saraswati setahun 2 kali yakni setiap 210 hari sekali. Menurut perhitungan kalender Jawa/ Bali yaitu setiap Sabtu Umanis Wuku Watu Gunung. Pemujaan dilakukan sejak matahari terbit sampai tengah hari yang bermakna pemujaan terhadap kekuatan Tuhan dalam mencipta dan menguasai ilmu pengetahuan suci. Apabila pemujaan dilakukan setelah matahari condong ke barat, maka yang dipuja adalah aksara dalam arti umum yaitu sebagai salah satu alat untuk mewujudkan ilmu pengetahuan.
2. Arti Kata Saraswati
Kata Saraswati dalam bahasa Sansekerta dari urat kata Sr yang artinya mengalir. Saraswati artinya aliran air yang melimpah menuju danau/ kolam. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Saraswati adalah Dewata yakni Dewi Ucap, Dewi Pelindung Veda, Dewi Ilmu Pengetahuan. Dalam kitab Purana disebut berbagai nama Dewi Saraswati: Vach, Vag Devi, Bharati, Sharada, Vagiswari, Vinapani, dan umat Hindu memujanya terutama saat Saraswati Puja dan saat seorang anak didik diterima di sekolah. Dalam Rg Veda, yang dimaksud Saraswati adalah nama sungai yang kini bekasnya masih ada di India, namun hampir lenyap ditutup oleh gurun di Patiala, Negara Bagian Punjab.
3. Saraswati sebagai Devi Vak
Vak adalah ucapan yang berasal dari para maha Rsi Agung ketika menyelenggarakan yadnya. Dewi Vak adalah suara yang muncul dari awal penciptaan juga disebut ratu dari para dewa yang menganugrahkan kegembiraan bagi para pemujanya dengan mencurahkan hujan untuk kemakmuran mereka.
4. Saraswati dalam Kitab Purana
Asal-usul kelahiran Dewi Saraswati tertulis pada Brahma Vaivarta, Matsya, Padma, Vayu, dan Brahmanda Purana dengan berbagai versi. Walau berbeda pada prinsipnya beliau adalah sakti dari Dewa Brahma dan muncul ketika Dewa Brahma menciptakan alam semesta ini.
(Saraswati dalam Susastra Hindu di Indonesia. Sumber kajianya: dari tiga jenis naskah yaitu; Stuti, Tutur, dan Kakawin)
5. Makna Penggambaran Dewi Saraswati
Saraswati dilambangkan dengan wanita cantik merupakan simbul bahwa ilmu pengetahuan itu merupakan sesuatu yang amat menarik dan mengagumkan. Orang yang berilmu tinggi akan menimbulkan daya tarik luar biasa, mampu mencapai kedudukan terhormat, berwibawa, dan mulia. Berpenampilan simpatik, lemah-lembut, penuh kasih, sabar dan berkepribadian susila yang baik. Simbul-simbul yang terkandung adalah:
(1)    Tubuh dan busana putih bersih berkilauan Dalam kitab Brahma Vaivatra Purana menjelaskan bahwa warna putih simbol dari salah satu triguna yaitu satwam, artinya ilmu pengetahuan itu akan berguna bila muncul atau ke luar dari sifat satwam (identik dengan sattwam jnana).
(2)    Catur bhuja, memiliki 4 tangan yang memegang vina, aksamala, lontar/pusaka, dan kumbhaja.
Berdasarkan Agni Purana dan analisis para maha rsi atribut yang dipegang oleh Dewi Saraswati, masing-masing melambangkan:
Ø  Vina di tangan kanan depan, melambangkan Rta (Hukum Alam) dan saat alam tercipta timbul lah nada atau melodi atau nada Brahman berupa aksara suci “Om”.
Ø  Aksamala di tangan kanan belakang, yang melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu tidak pernah sepanjang hidup. Ilmu pengetahuan itu tidak punya batas artinya tidak ada ujung dan pangkalnya. Aksamala juga bisa dipakai untuk berkonsentrasi saat melakukan meditasi atau berjapa.
Ø  Lontar (pusaka) di tangan kiri depan, melambangkan ilmu pengetahuan tertinggi yang bersumber dari Tuhan.
Ø  Khumbhaja atau bunga padma di tangan kiri belakang, merupakan lambang Bhuana Agung sebagai istana Hyang Widhi.
Ø  Angsa adalah wahana dari Saraswati yang melambangkan orang yang dapat menguasai ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Mereka memiliki kemampuan wiweka artinya suatu kemampuan untuk membedakan yang baik dengan yang jelek, dan yang benar dengan yang salah.
Ø  Burung merak adalah lambang kewibawaan. Orang yang mampu menguasai ilmu pengetahuan adalah orang yang mendapat kewibawaan.

Menurut para ahli Astropologi bangsa-bangsa Austronesia memiliki kepercayaan bahwa binatang cecak diyakini memiliki kekuatan dan kepekaan pada getaran-getaran spiritual, sehingga dapat mendengar sabda gaib. Itu sebabnya dalam banten Saraswati berisi Jaja/jajan yang berbentuk cecak, mempunyai makna bahwa ilmu pengetahuan itu jangan hanya berfungsi untuk mengembangkan kekuatan rasio saja, tetapi harus mampu mendorong diri kita untuk memiliki kepekaan intuisi, sehingga dapat menangkap getaran-getaran gaib.

Mitologi Dewi Saraswati, di Sungai Saraswati terdapat tujuh Rsi ahli weda yaitu: Rsi Gautama, Bharatwaja, Wiswamitra, Yamadagni, Wasista, Kasiapu, Atri. Ketika musim kemarau tiba, keadaan di lembah sungai Saraswati itu kering, sehingga Sapta Rsi berpindah ke tempat lain. Sedangkan putra Dewi Saraswati yaitu Saraswati masih setia bertempat tinggal di lembah sungai Saraswati, karena kesetiaannya masih bertempat tinggal di sana, Saraswati mendapat perlindungan dari ibunya, sedangkan Sapta Rsi di tempat baru sulit untuk merubah nasibnya dan juga lupa pada isi weda. Gelar Rsinya tanpa makna kalau sampai lupa weda, sehingga Sapta Rsi kembali ke lembah Sungai Saraswati. Disana beliau memohon kesediaan Dewi Saraswati membangkitkan kesadarannya agar kembali dapat memahami isi weda yang merupakan tugas pokoknya. Dewi Saraswati memberi anugrah bila Sapta Rsi bersedia menjadi muridnya. Para Rsi bertanya, apakah patut orang yang lebih tua berguru kepada orang yang lebih muda?, karena Dewi Saraswati sangat masih muda, terhadap pernyataan ini Dewi Saraswati menjelaskan bahwa seorang guru kerohanian tidak tergantung pada umurnya, kekayaannya, kebangsawanannya, akan tetapi patut dilihat dari kemampuannya menyampaikan dan menguasai weda. Kedewasaan spritiual wedalah yang menjadi patokan utama. Penjelasan itu yang membuat para rsi mau berguru kepada Dewi Saraswati. Akhirnya Dewi Saraswati menurunkan kembali ilmu Veda itu kepada para rsi pada fajar menyingsing. Para rsi dapat mengingat kembali isi Veda. Setelah kejadian itu datang lagi 60.000 orang menghadap Dewi Saraswati agar diterima menjadi muridnya, karena iingin mendalami Veda. Lewat para rsi inilah Dewi Saraswati membangkitkan dan  menyebarkan isi Veda keseluruh pelosok dunia. (Disarikan dari buku Yadnya dan Bhakti tulisan Drs. I Ketut Wiana).

Berdasarkan uraian di atas, maka Saraswati dalam Veda pada mulanya adalah Dewi Sungai yang diyakini amat suci. Perkembangan selanjutnya Saraswati adalah Dewi Ucap, yang memberi inspirasi dan akhirnya dipuja sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan. Semua simbol-simbol Dewi Saraswati adalah suatu metoda seni sastra agama untuk mendatangkan kehalusan budi, agar agama mampu mengarahkan hidup. Oleh karenanya memuja Tuhan menurut pandangan Hindu juga menggunakan aspek seni. Menggapai kesucian Veda hendaknya melalui seni budaya yang indah, didasarkan oleh keindahan seni agar dapat dijadikan dasar untuk mencapai kesucian Veda.
6. Pelaksanaan Upacara
(1) Pustaka,kitab-kitab suci Weda dikumpulkan dan ditata di tempat yang dianggap suci.Semua upakara/banten piodalan diletakkan di depan pustaka tadi.
(2) Setelah siap barulah memohon tirta Saraswati kehadapan Dewa Siwa Raditya. Upakaranya boleh canang sari dan bila memungkinkan peras,anjuman dan daksina.
Doa memohon tirta sebagai berikut :
v  Om ananta sanaya namah,
Om padmasana ya,
Om I BA SA TA A,
Om ya NA MA Siwa Mang Ang Ung namah
v  Om gangga Saraswati sindhu,
Vipasa kausikinadi
Jamuna mahasretha Sarayu ca mahanadi
Om Gangga dewi mahapunya,
Gangga sahasra medhini,
Gangga tarangga samyukte,
Gangga dewi namo stute,om.
Arti: Hyang Widhi,hamba memuja kemahakuasaanMu dan hamba memuja Hyang Widhi yang bersemayam dalam air suci ini.Hamba memuja Gangga,Saraswati,Sindhu,Vipasa,Kausiki,Jamuna,Serayu,tujuh sungai suci dan agung,Ciptakanlah dalam tirta ini kenikmatan rasa,kekuatan suci dan ciptakan kegunaan dan kewibawaan untuk kesejahteraan semua mahkluk.
(3) Menghaturkan banten yang sudah ditata pada kitab suci veda dan buku-buku agama.Melakukan pensucian/pembersihan sarana dengan mantram :
v  Membersihkan dupa,mantram : Om agnir-agnir jyotir-jyotir dupam samar payame.
v  Membersihkan bunga,mantram: Om Puspa danta ya namah swaha.
v  Memercikan toyo anyar 3 nkali dengan mantram : Om kara mursyate pras-pras pranamya ya namah swaha,3 x
(4) Setelah pembersihan,semua upakara atau banten dihaturkan kehadapan Hyang Saraswati dengan memanjatkan puja mantram Saraswati sbb.
v  Om Saraswati namostubhyam,
Warade kam rupini,
Siddha rastu kara sadam,
Siddhi bhawantume sadam,Om.
v  Om brahma putri mahadewi
Brahmanya brahma nandhini
Saraswati sayajanam
Prajanaya Saraswati
Om Saraswati dipataya namah.
v  Om pranamya sarwa dewasca
Paramatma name wanca
Rupa siddhi karoksabhet
Saraswati nama myaham,Om.
v  Om padma patra wimalaksmi
Padma kesara warni
Nityam padma laya dewi
Tubhyam nama Saraswati,Om.
Arti : Om Dewi Saraswati yang muia dan maha indah,cantik semoga kami dilindungi,dilimpahkan kekuatan.Om Dewi Saraswati yang memiliki tangan kuat yang berprabawa suci dan mulia kami memujamu.Sambil memanjatkan doa-doa tadi dibarengi dengan mencipratkan tirta Saraswati sebanyak 5 kali selebihnya dipakai sendiri atau untuk keluarga.
(5) Menghaturkan segehan disertai dengan tetabuhan dan toyo anyar,dengan doa :
      Om buktiantu durga katara
      Buktiantu kalamecewa
      Buktiantu bhuta-bhutangah,Om.
      Arti : Hyang Widhi hamba menyuguhkan sajen kepada Dewi Durga Katara,kepada Kala Mewaca      dan kepada Bhuta Bhutangah
7. Upacara Mebanyu Pinaruh
                Keesokan harinya,sepagi mungkin mebanyu pinaruh (mandi dan keramas dengan air kumkuman) lalu dilakukan pemujaan yang diakhiri dengan ngelebar memakan prasadam banten saraswati,nasi pradnyan,bila ada minum jamu yang maknyanya telah mendapat anugrah kebijaksanaan dan terbebas dari kebodohan.
                                                BANTEN SARASWATI
                Bila memungkinkan boleh juga membuat banten Saraswati seperti dibawah ini.
1.Suci satu soroh
Terdiri dari peras ajuman,tipat kelanan,daksina,suci canang lengawangi burat wangi masing-masing satu tanding.
2. Rayunan/sodaan/perangkatan putih kuning dilengkapi dengan rerasmen,lauknya bebek putih,raka-raka.
3.Banten Saraswati : Untuk membuata banten ini diperlukan beberapa perlengkapan yang agak khusus.
v  Sesamuhan suci 5/9 jenis,berwarna putih 3/5 jenis,berwarna kuning 2/4 jenis.Perbandingan putih dan kuning adalah 3:2 atau 5 : 4
v  Jaja saraswati satu buah lengkap dengan jaja yang berbentuk ongkara.
v  Jaja kukus ketan putih-kuning (ketan yang dikukus berwarna putih dan kuning
v  Bubur precet,bubur yabg dibuat dari tepung beras dicampur dengan air cendana dan santan,kemudian dibentuk sedemikian rupa,sehingga menyerupai kotoran cacing tanah.Jaja ini melambangkan kesuburan.
v  Bubur nganten,bahanya seperti membuat bubur precet,tetapi berwarna putih dan kuning yang dialasi dengan tangkih.
v  Bubur rokok dua buah,bahanya sama dengan bubur precet,tetapui dibungkus dengan daun endong bebentuk seperti rokok.
v  Bubur sekar Saraswati,dibuat dari 5 buah daun beringin yang masih melekat pada cabangnya didisi bubur seperti diatas bebentuk rokok dua buah dan berbentuk segitiga satu buah. Ada pula yang membuat berbentuk rokok 1 buah , segitiga 1 buah dan bentuk base tempel buah, sedangkan 2 lembar yang lain dibiarkan kosong.
v  Nasi Pradnyan adalah nasi yang dicampur dengan bumbu-bumbu lengkap,kacang-komak rebus,daun kemangi,daun jeruk limo, daun pradnyan dan kecicang.Bumbu dihaluskan dan digoreng,sedang bahan lainnya dirajang halus.
v  Nasi bira/wira,nasi yang dicampur dengan bawang goreng,kacang putih/komak yang direbus,bawang putih,kencur,garam dihaluskan lalu digoreng.
v  Segara gunung,terdiri dari kelapa,beberapa jenis temu seperti temu tis,temu ireng,temu lawak,temu kunci,temu poh,dll.Bahan-bahan ini dirajang lalu dikuskus  kemudian dicampur dengan nyah-nyah ketan,injin/beras hitam,beras merah,madu,arak,berem,gula merah,biji delima putih dan bawang goreng.
v  Alat –alat pensucian terdiri dari kekosok (tepung putih kuning),sisig (jaja gina yang dibakar).Sampo/ambuh(daun kembang sepatu dipotong-potong),tepung tawar(tepung beras ditambah daun dadap yang dikeprak, dan biaja( beras kuning yang direndam air cendana)
v  Raka-raka,pisang,buah-buahan,kue-kue,jaja renggina,dll.
v  Beberapa jenis sampian:sampian nagasari,payasan.Canang lenga wangi burat wangi,canang sari dan peyeneng,daksina sesayut.
CARA MENGATURKAN BANTEN SARASWATI
                Sebagai alasnya sebuah tamas diisi raka-raka,jaja kukus putih kuning,bubur nganten,sesamuhan suci jaja yang berwarna putih sebelah kanan,yang berwarna kuning sebelah kiri.Bubur precet,bubur rokok,nasi pradnyan,nasi bira,segara gunung,alat-alat pensucian ditata agak dibawahnya.Jaja/ sekar Saraswati ditaruh agak ke hulu.Paling diatas diisi sampian nagasari,payasan,canang lengawangi,peyeneng,canang sari.Pelengkapan berupa nasi,jaja bubur masing-masing dialasi dengan tangkih kecuali raka-raka.
4. sesayut saraswati : sebagai alasnya kulit sesayut diisi penek?tumpeng pendek 3 buah,masing-masing berwarna merah,putih,hitam,ujungnya ditutupi dengan janur dilengkapi dengan raka-raka,rerasmen,tulung 3 buah, kewangen 3 buah,penyeneng sampian naga sari.
5. Ayaban sesuai keadaan : peras,peyeneng,sesayut pengambean,dll.
6.Perlengkapan lainya,seperti cecepan,penastan,tigasan,tetabuhan,dupa/asepan.
7.Segehan cacahan putih/manca warna.

1 komentar:
Write komentar
  1. The Casino (formerly Horseshoe) - Mapyro
    Casino Name, Casino 사천 출장샵 Location, Hotels Closest 태백 출장마사지 to Horseshoe The Casino is in 화성 출장안마 the city of 충주 출장안마 Reno, and is near the airport. Rooms: 바카라 사이트 897Room Windows: Windows Do OpenDist. Hotels: 897

    BalasHapus

WANA DREAM

Wana Videos