1.Pendahuluan
Berbagai usaha dilakukan oleh
Umat Hindu untuk mendekatkan diri kepada Hyang Widhi. Untuk kepentingan bhakti
Tuhan diwujudkan dalam alam pikiran dan materi sebagai Tuhan yang berpribadi. Seperti
halnya di india, pemujaan kepada Dewi Saraswati dilakukan setahun sekali,
sedangkan umat Hindu di Indonesia juga memuja Dewi Saraswati setahun 2 kali
yakni setiap 210 hari sekali. Menurut perhitungan kalender Jawa/ Bali yaitu
setiap Sabtu Umanis Wuku Watu Gunung. Pemujaan dilakukan sejak matahari terbit
sampai tengah hari yang bermakna pemujaan terhadap kekuatan Tuhan dalam
mencipta dan menguasai ilmu pengetahuan suci. Apabila pemujaan dilakukan
setelah matahari condong ke barat, maka yang dipuja adalah aksara dalam arti
umum yaitu sebagai salah satu alat untuk mewujudkan ilmu pengetahuan.
2. Arti Kata Saraswati
Kata Saraswati dalam bahasa
Sansekerta dari urat kata Sr yang artinya mengalir. Saraswati artinya aliran
air yang melimpah menuju danau/ kolam. Pernyataan ini menunjukkan bahwa
Saraswati adalah Dewata yakni Dewi Ucap, Dewi Pelindung Veda, Dewi Ilmu
Pengetahuan. Dalam kitab Purana disebut berbagai nama Dewi Saraswati: Vach, Vag
Devi, Bharati, Sharada, Vagiswari, Vinapani, dan umat Hindu memujanya terutama saat
Saraswati Puja dan saat seorang anak didik diterima di sekolah. Dalam Rg Veda,
yang dimaksud Saraswati adalah nama sungai yang kini bekasnya masih ada di
India, namun hampir lenyap ditutup oleh gurun di Patiala, Negara Bagian Punjab.
3. Saraswati sebagai Devi Vak
Vak adalah ucapan yang berasal
dari para maha Rsi Agung ketika menyelenggarakan yadnya. Dewi Vak adalah suara
yang muncul dari awal penciptaan juga disebut ratu dari para dewa yang
menganugrahkan kegembiraan bagi para pemujanya dengan mencurahkan hujan untuk
kemakmuran mereka.
4. Saraswati dalam Kitab Purana
Asal-usul kelahiran Dewi
Saraswati tertulis pada Brahma Vaivarta, Matsya, Padma, Vayu, dan Brahmanda
Purana dengan berbagai versi. Walau berbeda pada prinsipnya beliau adalah sakti
dari Dewa Brahma dan muncul ketika Dewa Brahma menciptakan alam semesta ini.
(Saraswati dalam Susastra Hindu
di Indonesia. Sumber kajianya: dari tiga jenis naskah yaitu; Stuti, Tutur, dan
Kakawin)
5. Makna Penggambaran Dewi Saraswati
Saraswati dilambangkan dengan wanita
cantik merupakan simbul bahwa ilmu pengetahuan itu merupakan sesuatu yang amat
menarik dan mengagumkan. Orang yang berilmu tinggi akan menimbulkan daya tarik
luar biasa, mampu mencapai kedudukan terhormat, berwibawa, dan mulia.
Berpenampilan simpatik, lemah-lembut, penuh kasih, sabar dan berkepribadian
susila yang baik. Simbul-simbul yang terkandung adalah:
(1) Tubuh
dan busana putih bersih berkilauan Dalam kitab Brahma Vaivatra Purana
menjelaskan bahwa warna putih simbol dari salah satu triguna yaitu satwam,
artinya ilmu pengetahuan itu akan berguna bila muncul atau ke luar dari sifat
satwam (identik dengan sattwam jnana).
(2) Catur
bhuja, memiliki 4 tangan yang memegang vina, aksamala, lontar/pusaka, dan
kumbhaja.
Berdasarkan Agni Purana dan analisis para maha rsi atribut
yang dipegang oleh Dewi Saraswati, masing-masing melambangkan:
Ø
Vina di tangan kanan depan, melambangkan Rta
(Hukum Alam) dan saat alam tercipta timbul lah nada atau melodi atau nada
Brahman berupa aksara suci “Om”.
Ø
Aksamala di tangan kanan belakang, yang
melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu tidak pernah sepanjang hidup. Ilmu
pengetahuan itu tidak punya batas artinya tidak ada ujung dan pangkalnya.
Aksamala juga bisa dipakai untuk berkonsentrasi saat melakukan meditasi atau
berjapa.
Ø
Lontar (pusaka) di tangan kiri depan,
melambangkan ilmu pengetahuan tertinggi yang bersumber dari Tuhan.
Ø
Khumbhaja atau bunga padma di tangan kiri
belakang, merupakan lambang Bhuana Agung sebagai istana Hyang Widhi.
Ø
Angsa adalah wahana dari Saraswati yang melambangkan
orang yang dapat menguasai ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Mereka memiliki
kemampuan wiweka artinya suatu kemampuan untuk membedakan yang baik dengan yang
jelek, dan yang benar dengan yang salah.
Ø
Burung merak adalah lambang kewibawaan. Orang
yang mampu menguasai ilmu pengetahuan adalah orang yang mendapat kewibawaan.
Menurut para ahli Astropologi bangsa-bangsa Austronesia
memiliki kepercayaan bahwa binatang cecak diyakini memiliki kekuatan dan
kepekaan pada getaran-getaran spiritual, sehingga dapat mendengar sabda gaib.
Itu sebabnya dalam banten Saraswati berisi Jaja/jajan yang berbentuk cecak, mempunyai
makna bahwa ilmu pengetahuan itu jangan hanya berfungsi untuk mengembangkan
kekuatan rasio saja, tetapi harus mampu mendorong diri kita untuk memiliki
kepekaan intuisi, sehingga dapat menangkap getaran-getaran gaib.
Mitologi Dewi Saraswati, di Sungai Saraswati terdapat tujuh
Rsi ahli weda yaitu: Rsi Gautama, Bharatwaja, Wiswamitra, Yamadagni, Wasista,
Kasiapu, Atri. Ketika musim kemarau tiba, keadaan di lembah sungai Saraswati
itu kering, sehingga Sapta Rsi berpindah ke tempat lain. Sedangkan putra Dewi
Saraswati yaitu Saraswati masih setia bertempat tinggal di lembah sungai
Saraswati, karena kesetiaannya masih bertempat tinggal di sana, Saraswati
mendapat perlindungan dari ibunya, sedangkan Sapta Rsi di tempat baru sulit
untuk merubah nasibnya dan juga lupa pada isi weda. Gelar Rsinya tanpa makna
kalau sampai lupa weda, sehingga Sapta Rsi kembali ke lembah Sungai Saraswati.
Disana beliau memohon kesediaan Dewi Saraswati membangkitkan kesadarannya agar
kembali dapat memahami isi weda yang merupakan tugas pokoknya. Dewi Saraswati
memberi anugrah bila Sapta Rsi bersedia menjadi muridnya. Para Rsi bertanya,
apakah patut orang yang lebih tua berguru kepada orang yang lebih muda?, karena
Dewi Saraswati sangat masih muda, terhadap pernyataan ini Dewi Saraswati
menjelaskan bahwa seorang guru kerohanian tidak tergantung pada umurnya,
kekayaannya, kebangsawanannya, akan tetapi patut dilihat dari kemampuannya
menyampaikan dan menguasai weda. Kedewasaan spritiual wedalah yang menjadi
patokan utama. Penjelasan itu yang membuat para rsi mau berguru kepada Dewi
Saraswati. Akhirnya Dewi Saraswati menurunkan kembali ilmu Veda itu kepada para
rsi pada fajar menyingsing. Para rsi dapat mengingat kembali isi Veda. Setelah
kejadian itu datang lagi 60.000 orang menghadap Dewi Saraswati agar diterima
menjadi muridnya, karena iingin mendalami Veda. Lewat para rsi inilah Dewi
Saraswati membangkitkan dan menyebarkan
isi Veda keseluruh pelosok dunia. (Disarikan dari buku Yadnya dan Bhakti
tulisan Drs. I Ketut Wiana).
Berdasarkan uraian di atas, maka Saraswati dalam Veda pada
mulanya adalah Dewi Sungai yang diyakini amat suci. Perkembangan selanjutnya
Saraswati adalah Dewi Ucap, yang memberi inspirasi dan akhirnya dipuja sebagai
Dewi Ilmu Pengetahuan. Semua simbol-simbol Dewi Saraswati adalah suatu metoda
seni sastra agama untuk mendatangkan kehalusan budi, agar agama mampu
mengarahkan hidup. Oleh karenanya memuja Tuhan menurut pandangan Hindu juga
menggunakan aspek seni. Menggapai kesucian Veda hendaknya melalui seni budaya
yang indah, didasarkan oleh keindahan seni agar dapat dijadikan dasar untuk
mencapai kesucian Veda.
6. Pelaksanaan Upacara
(1) Pustaka,kitab-kitab suci Weda
dikumpulkan dan ditata di tempat yang dianggap suci.Semua upakara/banten
piodalan diletakkan di depan pustaka tadi.
(2) Setelah siap barulah memohon
tirta Saraswati kehadapan Dewa Siwa Raditya. Upakaranya boleh canang sari dan
bila memungkinkan peras,anjuman dan daksina.
Doa memohon tirta sebagai berikut
:
v
Om ananta sanaya namah,
Om padmasana ya,
Om I BA SA TA A,
Om ya NA MA Siwa Mang Ang Ung namah
v
Om gangga Saraswati sindhu,
Vipasa kausikinadi
Jamuna mahasretha Sarayu ca mahanadi
Om Gangga dewi mahapunya,
Gangga sahasra medhini,
Gangga tarangga samyukte,
Gangga dewi namo stute,om.
Arti: Hyang Widhi,hamba memuja kemahakuasaanMu dan hamba
memuja Hyang Widhi yang bersemayam dalam air suci ini.Hamba memuja
Gangga,Saraswati,Sindhu,Vipasa,Kausiki,Jamuna,Serayu,tujuh sungai suci dan
agung,Ciptakanlah dalam tirta ini kenikmatan rasa,kekuatan suci dan ciptakan
kegunaan dan kewibawaan untuk kesejahteraan semua mahkluk.
(3) Menghaturkan banten yang
sudah ditata pada kitab suci veda dan buku-buku agama.Melakukan
pensucian/pembersihan sarana dengan mantram :
v
Membersihkan dupa,mantram : Om agnir-agnir jyotir-jyotir
dupam samar payame.
v
Membersihkan bunga,mantram: Om Puspa danta ya
namah swaha.
v
Memercikan toyo anyar 3 nkali dengan mantram :
Om kara mursyate pras-pras pranamya ya namah swaha,3 x
(4) Setelah pembersihan,semua
upakara atau banten dihaturkan kehadapan Hyang Saraswati dengan memanjatkan
puja mantram Saraswati sbb.
v
Om Saraswati namostubhyam,
Warade kam rupini,
Siddha rastu kara sadam,
Siddhi bhawantume sadam,Om.
v
Om brahma putri mahadewi
Brahmanya brahma nandhini
Saraswati sayajanam
Prajanaya Saraswati
Om Saraswati dipataya namah.
v
Om pranamya sarwa dewasca
Paramatma name wanca
Rupa siddhi karoksabhet
Saraswati nama myaham,Om.
v
Om padma patra wimalaksmi
Padma kesara warni
Nityam padma laya dewi
Tubhyam nama Saraswati,Om.
Arti : Om Dewi Saraswati yang muia dan maha indah,cantik
semoga kami dilindungi,dilimpahkan kekuatan.Om Dewi Saraswati yang memiliki
tangan kuat yang berprabawa suci dan mulia kami memujamu.Sambil memanjatkan
doa-doa tadi dibarengi dengan mencipratkan tirta Saraswati sebanyak 5 kali
selebihnya dipakai sendiri atau untuk keluarga.
(5) Menghaturkan segehan disertai
dengan tetabuhan dan toyo anyar,dengan doa :
Om buktiantu durga katara
Buktiantu kalamecewa
Buktiantu bhuta-bhutangah,Om.
Arti : Hyang Widhi hamba menyuguhkan
sajen kepada Dewi Durga Katara,kepada Kala Mewaca dan kepada Bhuta Bhutangah
7. Upacara Mebanyu Pinaruh
Keesokan
harinya,sepagi mungkin mebanyu pinaruh (mandi dan keramas dengan air kumkuman)
lalu dilakukan pemujaan yang diakhiri dengan ngelebar memakan prasadam banten
saraswati,nasi pradnyan,bila ada minum jamu yang maknyanya telah mendapat
anugrah kebijaksanaan dan terbebas dari kebodohan.
BANTEN SARASWATI
Bila
memungkinkan boleh juga membuat banten Saraswati seperti dibawah ini.
1.Suci satu soroh
Terdiri dari peras ajuman,tipat
kelanan,daksina,suci canang lengawangi burat wangi masing-masing satu tanding.
2. Rayunan/sodaan/perangkatan
putih kuning dilengkapi dengan rerasmen,lauknya bebek putih,raka-raka.
3.Banten Saraswati : Untuk
membuata banten ini diperlukan beberapa perlengkapan yang agak khusus.
v
Sesamuhan suci 5/9 jenis,berwarna putih 3/5
jenis,berwarna kuning 2/4 jenis.Perbandingan putih dan kuning adalah 3:2 atau 5
: 4
v
Jaja saraswati satu buah lengkap dengan jaja
yang berbentuk ongkara.
v
Jaja kukus ketan putih-kuning (ketan yang
dikukus berwarna putih dan kuning
v
Bubur precet,bubur yabg dibuat dari tepung beras
dicampur dengan air cendana dan santan,kemudian dibentuk sedemikian
rupa,sehingga menyerupai kotoran cacing tanah.Jaja ini melambangkan kesuburan.
v
Bubur nganten,bahanya seperti membuat bubur
precet,tetapi berwarna putih dan kuning yang dialasi dengan tangkih.
v
Bubur rokok dua buah,bahanya sama dengan bubur
precet,tetapui dibungkus dengan daun endong bebentuk seperti rokok.
v
Bubur sekar Saraswati,dibuat dari 5 buah daun
beringin yang masih melekat pada cabangnya didisi bubur seperti diatas bebentuk
rokok dua buah dan berbentuk segitiga satu buah. Ada pula yang membuat
berbentuk rokok 1 buah , segitiga 1 buah dan bentuk base tempel buah, sedangkan
2 lembar yang lain dibiarkan kosong.
v
Nasi Pradnyan adalah nasi yang dicampur dengan
bumbu-bumbu lengkap,kacang-komak rebus,daun kemangi,daun jeruk limo, daun
pradnyan dan kecicang.Bumbu dihaluskan dan digoreng,sedang bahan lainnya
dirajang halus.
v
Nasi bira/wira,nasi yang dicampur dengan bawang
goreng,kacang putih/komak yang direbus,bawang putih,kencur,garam dihaluskan
lalu digoreng.
v
Segara gunung,terdiri dari kelapa,beberapa jenis
temu seperti temu tis,temu ireng,temu lawak,temu kunci,temu poh,dll.Bahan-bahan
ini dirajang lalu dikuskus kemudian
dicampur dengan nyah-nyah ketan,injin/beras hitam,beras
merah,madu,arak,berem,gula merah,biji delima putih dan bawang goreng.
v
Alat –alat pensucian terdiri dari kekosok
(tepung putih kuning),sisig (jaja gina yang dibakar).Sampo/ambuh(daun kembang
sepatu dipotong-potong),tepung tawar(tepung beras ditambah daun dadap yang
dikeprak, dan biaja( beras kuning yang direndam air cendana)
v
Raka-raka,pisang,buah-buahan,kue-kue,jaja
renggina,dll.
v
Beberapa jenis sampian:sampian
nagasari,payasan.Canang lenga wangi burat wangi,canang sari dan
peyeneng,daksina sesayut.
CARA MENGATURKAN BANTEN SARASWATI
Sebagai
alasnya sebuah tamas diisi raka-raka,jaja kukus putih kuning,bubur
nganten,sesamuhan suci jaja yang berwarna putih sebelah kanan,yang berwarna
kuning sebelah kiri.Bubur precet,bubur rokok,nasi pradnyan,nasi bira,segara
gunung,alat-alat pensucian ditata agak dibawahnya.Jaja/ sekar Saraswati ditaruh
agak ke hulu.Paling diatas diisi sampian nagasari,payasan,canang
lengawangi,peyeneng,canang sari.Pelengkapan berupa nasi,jaja bubur
masing-masing dialasi dengan tangkih kecuali raka-raka.
4. sesayut saraswati : sebagai
alasnya kulit sesayut diisi penek?tumpeng pendek 3 buah,masing-masing berwarna
merah,putih,hitam,ujungnya ditutupi dengan janur dilengkapi dengan
raka-raka,rerasmen,tulung 3 buah, kewangen 3 buah,penyeneng sampian naga sari.
5. Ayaban sesuai keadaan :
peras,peyeneng,sesayut pengambean,dll.
6.Perlengkapan lainya,seperti
cecepan,penastan,tigasan,tetabuhan,dupa/asepan.
7.Segehan cacahan putih/manca
warna.
The Casino (formerly Horseshoe) - Mapyro
BalasHapusCasino Name, Casino 사천 출장샵 Location, Hotels Closest 태백 출장마사지 to Horseshoe The Casino is in 화성 출장안마 the city of 충주 출장안마 Reno, and is near the airport. Rooms: 바카라 사이트 897Room Windows: Windows Do OpenDist. Hotels: 897