
Inilah Desa Terkaya di Dunia, semua rakyatnya makmur dan sejahtera, sedangkan pemimpinya justru tetap sederhana.
Buat para caleg-caleg yang ngakunya
berpedoman pada Agama Islam, dulu saat saya kasih saran supaya kalian
meneladani para sahabat Nabi yang memegang prinsip,
Jika rakyat lapar, biarlah saya yang menjadi orang pertama merasakan lapar. Dan jika rakyat makmur dan sejahtera, biarlah saya menjadi orang terakhir merasakanya”,
Membaca saran saya tersebut kalian bilang
para caleg dan wakil rakyat di Indonesia tidak mungkin bisa seperti
mereka karena sekarang jamanya sudah berbeda.
Tapi perlu anda ketahui, saya masih bisa
menemukan orang yang ternyata bukan seorang muslim tapi dalam memimpin
justru bisa memegang prinsip seperti sahabat nabi.
Dialah Wu Renbao seorang pemimpin desa yang mengantarkan kemakmuran warga desanya hingga desanya meraih gelar sebagai DESA TERKAYA di DUNIA.
Rahasia kesuksesanya karena dia memegang prinsip kepemimpinan seperti sahabat nabi yaitu memegang prinsip “Kebahagiaan dinikmati Warga Desa, Kesulitan dipikul pejabat”.
Jika anda sudah membawa-bawa nama AGAMA
ISLAM sebagai pedoman partai anda, berperilakulah sebagaimana ajaran
Islam yang sesungguhnya. Saran dan masukan saya ketika anda terpilih,
JANGAN BIKIN MALU AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU DAN KINERJA ANDA YANG
MENJIJIKAN dan memalukan.
Melalui tulisan ini saya ingin berbagi
tulisan yang menceritakan tentang kisah sukses sebuah desa yang
dahulunya miskin dan terpencil hingga akhirnya sekarang ini bisa menjadi
Desa terkaya di Dunia.
Saya juga berpesan melalui tulisan ini
semoga saja pemimpin-pemimpin dari mulai Kepala Desa, Camat, Bupati, dan
Presiden termasuk para calon wakil rakyat dan para menteri juga pejabat
penentu kebijakan serta kepada setiap individu dari para pembaca untuk
bisa terinspirasi dari cerita ini.
Jika anda sudah bisa mendapatkan inspirasi
dari tulisan ini mohon kiranya juga berkenan untuk membagikan tulisan
ini kepada teman, group komunitas dan lainya karena ini memang sangat
penting untuk bisa merubah Desa-desa di negara kita juga supaya bisa
lebih maju sebagaimana Kisah dari Desa Terkaya di Dunia ini.
Membayangkan tinggal di sebuah desa yang
sangat kaya raya pastinya menjadi impian setiap orang. Hal itu juga yang
mungkin dirasakan oleh Penduduk Desa Hua Xi di China karena Desa
tersebut merupakan Desa Terkaya di Dunia.
Namun yang harus DICATAT dan di INGAT bahwa pencapaian desa Hua Xi bisa menjadi Desa Terkaya di Dunia bukan tanpa perjuangan dan proses yang panjang.
Dikutip dari indonesiamedia.com
(24/4/12), Diberitakan bahwa Desa Hua Xi, yang terletak di propinsi
Jiang Shu, di tahun 1961 merupakan satu desa kecil, hanya 380 keluarga,
1520 orang, dan sangat terbelakang.

Perlahan namun pasti desa ini perlahan
bangkit dan terus berjuang membangun desanya. Dibawah pimpinan
sekretaris Partai, Wu Renbao akhirnya sekarang menjadi satu desa termaju
diseluruh Tiongkok, dengan penduduk lebih dari 30 ribu dan areal lebih
dari 30 Km. Berhasil menggabungkan 16 desa disekitarnya, setiap keluarga
tidak hanya mempunyai rumah berbentuk vila 400 — 600 m², tapi juga ada
mobil sedan bahkan ada yang sampai 3.
Di tahun 2005 Desa Hua Xi berhasil mencapai
penjualan produksi senilai lebih 30 milyar Yuan. Mereka membangun
Pagoda, tugu-emas, danau, taman-internasional dan taman Petani, bahkan
membangun proyek tamasya dengan 80 pemandangan alam yang indah. Selama
ini telah melayani tamu-tamu dari lebih 120 negara dan daerah. Setiap
tahunnya bisa menerima 1 juta orang yang ingin melihat keberhasilan desa
Hua Xi.

Bagaimana proses perkembangan desa Hua Xi bisa begitu hebat sehingga mendapatkan julukan “Desa No. 1 didunia”?
Disamping itu, berturut-turut Desa Hua Xi
juga mendapatkan julukan “Basis Organisasi Partai termaju”, “Model Dewan
Petani Tiongkok”, “Kesatuan Maju Pekerjaan Ideologi-Politik
Berkebudayaan”, “Model Tipikal Kebudayaan Tiongkok”, “Kesatuan Maju
Pekerjaan Ideologi-Politik Usaha Industri Pedesaan Tiongok”, “Industi
Termaju Dari Perindutrian Pedesaan Tiongkok”, “Taman Industri Dari
Teknologi Perindustrian Pedesaan Tiongkok”, … dsb.
Benar-benar tidak salah Desa Hua Xi
mendapatkan kehormatan sebagai “Desa No.1 Didunia” dari berbagai
kalangan masyarakat Dalam dan luar negeri!
Dari beberapa tulisan yang bisa saya ikuti,
patut diperhatikan cara memimpin Wu Renbao, sekretaris Partai di desa
Hua Xi ini, sekalipun kelahiran petani biasa dan tidak berpendidikan
tinggi.
Semboyan yang dia ajukan: “Kebahagiaan dinikmati Warga Desa, Kesulitan dipikul pejabat”. Dan, prinsip yang dijalankan didesa Hua Xi, “maju dan makmur bersama”.
Bukan sebagaimana prinsip Deng, “memperkenankan sementara orang kaya lebih dahulu”.
Begitulah Pak Wu ini membawa penduduk desa
Hua Xi maju makmur sampai sekarang ini. Seorang pengunjung dari Amerika
menyatakan, Pak Wu seperti Lee Kuan Yao di Singapore.

Perkembangan pesat baru terjadi setelah
awal tahun 80, pada saat politik “Membubarkan Komune Rakyat” mulai
dijalankan dengan memperkenankan setiap Desa berinisiatif melancarkan
usaha sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing dan kebutuhan pasar.
Jadi, setelah didesa-desa diperkenankan
menggunakan tanahnya untuk berproduksi yang dikehendaki sesusai
kebutuhan pasar. Jadi, setelah Pemerintah pusat menerima keunggulan
ekonomi-pasar dari system kapitalis. Tidak lagi sepenuhnya menjalankan
segalanya harus direncana oleh Pemerintah pusat, sedang daerah,
desa-desa bertanam atau berproduksi sesuai pembagian tugas yang
ditentukan Pemerintah Pusat.
Salah satu kesalahan prinsip system
sosialisme yang segalanya diatur/dikendalikan secara sentral, dan mudah
terjerumus kekesalahan manusia yang subjective atau hanyut oleh
kepentingan pribadi.
Lebih lanjut, desa Hua Xi setelah berhasil
meningkatkan produksi pertanian dengan mekanisasi, mereka benar-benar
mengembangkan usaha industry di desanya, membangun pabrik baja dan
pipa-baja.
Usaha menjadi lebih besar setelah Wu Renbao
menggabungkan beberapa desa disekitarnya, menambah jumlah tenaga kerja
yang diperlukan untuk industry. Sehingga hasil produksi baja setahunnya
mencapai 2,2 juta ton, sedang pipa-pipa berbagai jenis untuk sepeda,
sepeda-motor dan perabot rumah-tangga, hampir 300 ribu ton/tahun.
Dari hasil produksi desa Hua Xi sudah ada yang eksport ke AS, Canada, Eropa, Australia dan bebrapa Negara Asia-tenggara.

Desa Hua Xi telah menjadi kaya tidak
berarti apa-apa seandainya seluruh Tiongkok tidak menjadi kaya. Itulah
sebab, di tahun 2001, Desa Hua Xi memperluas wilayah dengan
menggabungkan 16 desa disekitar menjadi satu pengurusan Desa Hua Xi
untuk maju bersama.
Demikianlah sekarang ini desa Hua Xi
menjadi besar dan lebih makmur lagi dengan bertambahnya tenaga kerja.
Lengkap dengan produksi bahan pangan, buah-buahan, pohon, peternakan dan
perikanan.
Di tahun 2010, mereka menyambut peringatan
50 tahun pembangunan desa Hua Xi, dengan hasil produksi senilai 50
Milyar untuk kebahagiaan dengan memperkaya 50 ribu orang. Mewujutkan
perkembangan yang serasi antara ekonomi, penduduk, sumber-alam dan
lingkungan, lebih lanjut mempertahankan “Desa Terkaya Didunia” dengan
meningkatkan kebudayaan, keserasian dan harmonis.
Penduduk desa Hua Xi menyatakan,
keberhasilan desa Hua Xi menjadi begitu makmur, tidak terlepas dari
kepemimpinan Wu Renbao. Itulah sebab mereka tidak hendak pimpinan
diganti orang lain, sejak tahun 1961, desa Hua Xi dipimpin oleh Wu
Renbao. Dan karena pak Wu sudah lanjut usia, beberapa tahun yang lalu Wu
Renbao bersikeras mengundurkan diri.
Setelah pengunduran dirinya kemudian yang
diangkat sebagai penggantinya adalah putra ke-4nya. Menunjukkan
kesadaran petani masih feodal, menganggap keberhasilan membawa kehidupan
makmur, terutama ditentukan oleh seorang pemimpin, pribadi orangnya.
Bukan bersandar pada sistemnya.
Bagaimana Wu Renbao mengatur pembagian
hasil-kerja di Desa Hua Xi? Prinsip “mendapatkan sesuai dengan hasil
kerja”, “kerja makin keras mendapatkan makin banyak” berusaha dipegang
dan dilaksanakan. Keuntungan 20% untuk Grop Hua Xi yang melancarkan
usaha, 80% digunakan untuk usaha; Dari 80% yang digunakan untuk Usaha
itu, 10% untuk bonus pemborong; 30% untuk bonus manager dan teknisi; 30%
untuk bonus pegawai/buruh; 30% akumulasi modal untuk mengembangkan
usaha.
Mereka mengeluarkan semboyan: “Pembagian
lebih sedikit, akumulasi modal lebih besar, mencatatkan saham lebih
besar”. Pelaksanaannya? Bonus yang seharusnya jatuh ketangan pribadi
pemborong, buruh/pegawai, kenyataan hanya 20% yang diuangkan dan
diterima orang bersangkutan, selebihnya 80% dicatatkan sebagai pembelian
saham perusahaan Hua Xi Grops. Jadi sekarang ini saham perusahaan Hua
Xi Grop telah lebih 70% menjadi hak-milik kolektif dan kurang dari 30%
saham milik Komune Hua Xi semula.
Bagaimana pula dengan kehidupan
Petani/Buruh didesa Hua Xi? Praktis mereka tidak ada hari libur, Sabtu
dan Minggu tetap bekerja. Setahun hanya 2 hari libur Tahun Baru Imlek.
Jadi mereka, penduduk yang datang dari luar harus lebih dahulu ajukan
permohonan pada Kepala Barisan Produksi untuk pulang kampung.
Sedang bagi orang yang hendak keluarkan
uang simpanan yang dalam bentuk saham itu, juga harus lebih dahulu
mengajukan permohonan pada Dewan Desa. Dengan demikian, setiap penduduk
desa Hua Xi, sudah ada uang simpanan setidaknya 1 juta Yan. Pembangunan
perumahan bentuk vila dan pembelian mobil sedan yang dibagikan pada
setiap penduduk desa itu diambil dari simpanan saham yang terkumpulkan.
sumber: http://aribicara.com/desa-terkaya-di-dunia-dan-kisah-luar-biasa-pemimpinya/
Tidak ada komentar:
Write komentar